LAPORAN PRAKTIKUM PENGHAMBATAN TUMBUH TUNAS LATERAL DAN DOMINANSI TUNAS APIKAL


.


LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN
ACARA VIII
PENGHAMBATAN TUMBUH TUNAS LATERAL
DAN DOMINANSI TUNAS APIKAL




NAMA : SUPREHATIN
NIM : F05100007
KELOMPOK 7


PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
PENGHAMBATAN TUMBUH TUNAS LATERAL
DAN DOMINANSI TUNAS APIKAL

ABSTRAK

Seperti yang kita ketahui bahwa tumbuhan juga melakukan proses pertumbuhan, Di dalam pertumbuhan tanaman terdapat adanya dominansi pertumbuhan dibagian apeks atau ujung organ, yang disebut sebagian dominansi apical
Pada pertumbuhan tanaman terdapat persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhannya (Dahlia,2001Pada praktikum ini bertujuan untuk
meneliti pengaruh Auksin terhadap pertumbuhan tunas lateral. Auksin merupakan zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang yang berfungsi untuk mengatur pemanjangan sel didaerah belakang meristem ujung. Aliran auksin ini berpengaruh mendorong pemanjangan sel batang dan sekaligus menghambat pertumbuhan tunas pada ketiak daun (tunas lateral), sehingga mengakibatkan pertumbuhan ke atas yang cepat (dominansi apical). Dominasi apikal dapat dikurangi dengan mendorong bagian pucuk tumbuhan sehingga produksi auksin yang disintesis pada pucuk akan terhambat bahkan terhenti, sehingga akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (ketiak daun) (Hopkins, 1995). Auksin yang terhenti dapat digantikan dengan beberapa jenis hormon IAA yang berfungsi untuk mengetahui pertumbuhan lateralnya. (Salisbury & Ross 1995). Pada kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) control mengalami pemanjangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) diberi IAA, karena pada kecambah kacang hijau control tetap mengaktifkan kerja auksin sehingga meristem terus menerus membelah, dan terjadi pemanjangan sel. Pada beberapa tanaman pertumbuhan ujung batang sering mendominasi pertumbuhan  bagian lain sehingga pembentukan cabang lateral dihambat,hal ini disebut sebagai dominansi apical.
Kata kunci : Auksin, IAA, tunas lateral dan dominansi apical
PENDAHULUAN
.Latar Belakang
            Pada setiap tumbuhan melakukan pertumbuhan,pertumbuhan merupakan proses adanya perubahan pada suatu tumbuhan,baik itu perubahab panjang,volume,maupun berat dari tumbuhan tersebut,pada proses pertumbuhan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhuinya,diantara faktor-faktor tersebut ialah suhu,cahaya matahari,keadaan air dan hormon.pada proses perumbuhan juga terdapat suatu fase,sealin itu pada pertumbuhan pada tanaman juga tidak terlepas dari jaringan-jaringan yang ada pada tumbuhan diantara nya ilah jaringan meristem yaitu jaringan yang terdapat pada tumbuhan dan terus menerus melakukan pembelahan,pada jaringan meristem ini terdapat meristem apikal dan meristem lateral,meristem apaikal merupakan jaringan yang terdapat pada ujung tanaman,sedangkan meristem lateral terdapat pada cabang tanaman,sealin itu juga terdapat meristem interkalar.
            Tunas apikal adalah tunas yang tumbuh di pucuk (puncak) batang. Dominasi apikal dan pembentukan cabang lateral dipengaruhi oleh keseimbangan konsentrasi hormon. Dominasi apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan. Selama masih ada tunas pucuk/apikal, pertubuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk. Dominasi apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral. Hal ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. Pucuk apikal merupakan tempat memproduksi auksin (Dahlia, 2001).pengetahuan ini sangat penting untuk kita ketahui oleh karena itu pada praktikum kali ini ialah tentang penghambatan tunas lateral dan dominasi tunas apikal dengan ujuan praktikum ialah untuk mengetahui pengaruh auksin terhadap pertumbuhan tunas lateral.

Dasar Teori
Auksin berasal dari bahasa Yunani “Auxano” yang berarti tumbuh atau bertambah. Auksin merupakan golongan dari substansi pemacu pertumbuhan tanaman dan morfogen (fitohormon) yang paling awal ditemukan (Woodward, dkk,. 2005). Salah satu anggota dari auksin yang paling dikenal adalah IAA. Suatu system sel tumbuhan memerlukan auksin untuk pertumbuhan, pembagian tugas (divisi,) maupun ekspansi selular. Fungsi auksin tergantung pada jaringan yang spesifik,  seperti pada batang, akar, dan buah. Auksin dapat memacu pemanjangan apical batang, ekspansi lateral rambut akar, atau ekspansi isodiametrik dalam pertumbuhan buah. Beberapa kasus (pertumbuhan koleoptil), auksin memacu ekspansi selular tanpa adanya pembagian divisi dalam sel tersebut. Kasus lainnya, auksin dapat mendorong pembagian divisi dan ekspansi sel dalam jaringan yang sama seperti inisiasi akar.
Auksin disintesis dalam jumlah besar dalam tunas apical tumbuhan dan bergerak secara basipetal (kearah pangkal batang) ke seluruh bagian tumbuhan. Aliran auksin ini berpengaruh mendorong pemanjangan sel batang dan sekaligus menghambat pertumbuhan tunas pada ketiak daun (tunas lateral). Hal ini mengakibatkan pertumbuhan ke atas yang cepat. Bercabang atau tidaknya suatu tumbuhan biasanya bergantung pada banyaknya auksin yang dihasilkan dalam tunas apical, tetapi juga dengan memberikan senyawa-senyawa kimia tertentu atau dengan memberikan lingkungan fisik tertentu yang dapat menurunkan kandungan auksin tumbuhan. Pemangkasan pucuk untuk mengatasi dominansi apical diterapkan dalam praktek budidaya tanaman dengan tujuan membentuk tanaman atau membuatnya tumbuh menyemak. Pemberian auksin pada tumbuhan yang telah dipangkas dapat menghambat pula perkembangan tunas lateral, suatu keadaan yang mirip dengan dominansi tunas apical, dengan demikian tunas lateral tetap dominan (Katuuk, 1989).
Auksin sangat berperan penting dalam dominasi tunas apikal, merupakan sebuah fenomena dari pusat percabangan tumbuhan yang tumbuh lebih dominan daripada percabangan lainnya. Tunas apikal adalah bagian yang memproduksi hormon auksin yang dapat berdifusi ke bawah dan menunjang pertumbuhan tunas lateral, dilain pihak pertumbuhan ini akan menimbulkan kompetisi pada tunas apikal terhadap cahaya matahari dan nutrisi. Apabila prinsip dari dominasi apikal dapat dipahami, maka akan sangat membantu dalam manajemen tumbuhan. Manajemen tumbuhan dapat berupa memanipulasi respon natural, seperti pengaruh hormon auksin untuk menghasilkan tumbuhan yang dapat diatur ukuran, bentuk, maupun produktivitas buahnya (Anonim, 2010)
           Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar dan pembentukan bunga yang berfungsi untuk mengatur pemanjangan sel didaerah belakang meristem ujung (Paponov, dkk,. 2008). Auksin merupakan hormon pertama yang ditemukan dan disintesis dalam batang, akar apex dan ditransportasikan di aksis tanaman. Hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanaman. Dominasi apikal biasanya ditandai dengan pertumbuhan vegetatif tanaman seperti, pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominasi apikal dapat dikurangi dengan mendorong bagian pucuk tumbuhan sehingga produksi auksin yang disintesis pada pucuk akan terhambat bahkan terhenti. Hal ini akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (ketiak daun) (Hopkins, 1995). Auksin yang terhenti dapat digantikan dengan beberapa jenis hormon IAA yang berfungsi dengan Lanolin untuk mengetahui pertumbuhan lateralnya (Paponov, dkk, 2008).
Tunas apikal adalah tunas yang tumbuh di pucuk (puncak) batang. Dominasi apikal dan pembentukan cabang lateral dipengaruhi oleh keseimbangan konsentrasi hormon. Dominasi apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan. Selama masih ada tunas pucuk/apikal, pertubuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk. Dominasi apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral. Hal ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. Pucuk apikal merupakan tempat memproduksi auksin (Dahlia, 2001).
Auksin berperan dalam penghambatan tunas lateral dan menunjang dominansi apical, sehingga tanaman menjadi tumbuh dengan cepat ke atas. Salah satu anggota dari auksin yang paling dikenal adalah IAA. IAA berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas lateral. Oleh karena itu untuk meneliti pengaruh IAA, dilakukan percobaan mengenai penghambatan tunas lateral dan dominansi apical dengan menggunakan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) dengan beberapa perlakuan. Percobaan ini bertujuan untuk meneliti pengaruh auksin terhadap pertumbuhan tunas lateral.

Masalah
1.                          Bagaimanakah keadaan kecambah yang diolesi pasta IAA dan kontrol setelah 14 hari dan bagaimana keadaan daunnya?
2.                          Faktor –faktor apa saja yang mempengaruhi penghambatan tunas lateral dan dominansi apikal ?

Tujuan
Percobaan kali ini bertujuan untuk meneliti pengaruh auksin terhadap pertumbuhan tunas lateral pada kecambah tanaman kacang hijau ( Phaseolus radiatus )

MATERIAL DAN  METODE
Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu, 19 Mei 2012 di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan pada pukul 07.30 sampai pukul 09.30 WIB

A.    Alat dan bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum penghambatan tumbuh tunas lateral dan dominansi apical adalah kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus), pasta IAA 400 ppm dan air. Ada pun alatnya yaitu : cawan petri, kapas, pisau silet, kardus tertutup.

B.     Metode
Sediakan 6 kecambah kacang hijau berumur 5 hari dalam cawan petri yang diberi kapas dan air. kemudian kecambah dimasukkan ke dalam kardus dalam keadaan tertutup. Perkecambahan dilakukan di ruang gelap. Setelah 7 hari, dua kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) dipotong pucuknya tepat dengan pisau silet dan ujung sisa batangnya diberi pasta IAA. Dua kecambah lainnya tidak dipotong dan ujung batangnya tidak diberi pasta IAA sebagai kecambah kontrol. Setelah 14 hari ukur panjang tunas lateral yang diberi pasta dan bandingkan dengan tunas lateral kecambah control.  










DATA HASIL PENGAMATAN

Tabel 1 Pengamatan Panjang Tumbuhan Biji Kacang Hijau ( Phaseolus radiatus )
Perlakuan
Panjang Sebelum di beri IAA
5 Hari ( cm )
Panjang Sesudah 14 Hari
(cm)
Kontrol 1
20 cm
8 cm
Kontrol 2
15 cm
4,3 cm
               Jumlah              
17,5 cm
6,15 cm
IAA 1
10 cm
14,2 cm (Dengan 2 Daun Lateral)
IAA 2
12 cm
14,0 cm (Dengan 2 Daun Lateral)
Jumlah
11 cm
21,2 cm


PEMBAHASAN
Auksin merupakan hormon yang berperan dalam penghambatan tunas lateral dan menunjang dominansi apical. Sifat penting dari auksin ialah dapat merangsang dan menghambat pertumbuhan. Auksin berperan penting dalam perubahan sel, perbanyakan sel dan pemanjangan sel. Auksin terdapat pada bagian pucuk apikal tanaman (Wattimena 1998).
Semakin banyak jumlah auksin yang diebrikan maka akan semakin terhambat  pertumbuhan tunas lateral.  Penutupan  ujung  batang dengan plastik hitam akan lebih mengaktifkan kerja auksin karena auksin bekerja optimal dengan keadaan tidak ada cahaya matahari. Alhasil batang tumbuh dengan  keadaan  menguning  dan  kurang  kuat.  pengaruh  auksin  yang dibentuk  pada tanaman  yang tidak  dipotong  (auksin  alami)  lebih  cepat dibandingkan  auksin  yang batangnya dipotong  (auksin  sintetik)  sehingga tunas lateral tumbuh lambat pada auksin sintetik. Hal ini disebabkan auksin alami  bekerja  lebih  aktif dan  adaptif  dengan keadaan tanaman sehingga auksin bekerja optimal.berebda dengan auksin sintetik yang bekerja kurang aktif terhaddap penghambatan tunas lateral  dan kurang adaptif  dengan keadaan tanaman sehingga  untuk bekerja  optimal  auksin  sintetik  harus beradaptasi dahulu terhadap lingkungan internal tanaman. Auksin merupakan hormon pertumbuhan pada tumbuhan yang mempunyai peranan luas terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Sifat penting auksin adalah berdasarkan konsentrasinya, dapat merangsang dan menghambat pertumbuhan. Auksin berperan penting dalam perubahan dan pemanjangan sel. hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk apikal tanaman. Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang.

         Percobaan dilakukan di keadaan tertutup yaitu di dalam kardus. Hal ini dilakukan agar merangsang pembentukan auksin pada kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus). Setelah 5 hari kecambah mengalami pertumbuhan ke atas yang sangat cepat sehingga terjadi pemanjangan sel. Kemudian dilakukan pemotongan pada pucuk kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan diberi IAA pada ujungnya, sedangkan kecambah yang lain digunakan sebagai tanaman control yang tidak diolesi dengan IAA. Pucuk kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang dipotong akan menghentikan kerja auksin, sedangkan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang dijadikan sebagai tanaman control tetap mengaktifkan kerja auksin. Ketika kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) diolesi dengan IAA akan mengaktifkan kerja auksin kembali, karena IAA ialah pengganti auksin.
Berdasarkan tabel 1 selama 5 hari diperoleh panjang kecambah panjang tanaman kontrol ialah 15cm dan 20cm,diberi IAA1panjangnya 10cm dan IAA2 ialah 12 cm, panjang setelah 14 hari untuk tanman kontrol ialah 8 cm dan 4.3 cm,sedangkan untuk tanman yang diberi IAA1 14,2 cm dengan dua daun lateral dan tanaman IAA2 ialah 14 cm dengan dua daun lateral. hal tersebut membuktikan bahwa pada kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) control mengalami pemanjangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) diberi IAA. Hal ini disebabkan oleh pada kecambah kacang hijau control tetap mengaktifkan kerja auksin sehingga meristem terus membelah, dan terjadi pemanjangan sel.
Pada beberapa tanaman pertumbuhan ujung batang sering mendominasi pertumbuhan  bagian lain sehingga pembentukan cabang lateral dihambat, penomena ini disebut sebagai dominansi apical. Pada perlakuan kecambah kacang hijau yang dipotong dan diberi IAA (konsentrasi auksin bertambah) seharusnya mengalami inisiasi pada bagian basipetal sehingga merangsang pembentukan tunas lateral (Darmanti, dkk., 2009).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa bahwa pada kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) control mengalami inisiasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) diberi IAA. Hal ini disebabkan karena pada kecambah kacang hijau control tetap mengaktifkan kerja auksin sehingga meristem terus membelah, dan terjadi pemanjangan sel.
Pada beberapa tanaman pertumbuhan ujung batang sering mendominasi pertumbuhan  bagian lain sehingga pembentukan cabang lateral dihambat,hal ini disebut sebagai dominansi apical. Pada perlakuan kecambah kacang hijau yang dipotong dan diberi IAA (konsentrasi auksin bertambah) seharusnya mengalami inisiasi pada bagian basipetal sehingga merangsang pembentukan tunas lateral (Darmanti, dkk., 2009). Tetapi pada percobaan yang dilakukan belum begitu tampak panjang tunas lateral, sehingga tidak dapat diukur.





DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Apical Dominance.http://en.wikipedia.org/wiki/Apical Dominance diakses  (1 juli 2012)
Anonim. 2010. Role of Auxin in Apical Dominance.http://www.cilr.uq.edu.au/…/File/Apical%20Dominance%20Workshop_brett.pdf (3 juli 2012)
Katuuk, R. P. J.. 1989. Tehnik Kultur Jaringan dalam Mikropropagasi Tanaman. DepartemenP dan K:  Jakarta.
Dahlia.2001. Fisiologi Tumbuhan Dasar. Malang: UM Press.

Darmanti, Sri., et al,. 2009. Perlakuan Defoliasi untuk meningkatkan pembentukan dan pertumbuahn cabang lateral jarak pagar. Fak. MIPA UNDIP

Hopkins W G. 1995. Introduction to Plant Physiology. New York: John Willey and Sons, Inc.

Paponov I, et al.  (2008). Comprehensive transcriptome analysis of auxin responses in Arabidopsis. Mol Plant. doi: 10.1093/mp/ssm021

Wattimena G A. 1998. Zat Pengatur Tubuh Tanaman. Bogor: Pusat Antar Universitas Bogor.

Woodward AW, Bartel B (2005) Auxin: regulation, action, and interaction. Ann Bot (Lond) 95:707–735. doi:10.1093/aob/mci083

Gambar 1 perbandingan kecambah IAA dan kontrol selama 7 hari

Kecambah control
Kecambah IAA
Gambar 2 perbandingan kecambah IAA dan kontrol selama 14 hari
Kecambah IAA
Kecambah control
 

Your Reply